Solo Batik Carnival II

Tuesday 14 July 2009

Jalan Slamet Riyadi Solo pada hari Minggu (28/6) mulai perempatan Purwasari sampai bundaran Geladag akan ditutup total karena digunakan untuk acara Solo Batik Carnival II, yang akan dilepas oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

"Penutupan jalan itu dilakukan karena di kawasan Purwosari digunakan panggung kehormatan dimulai Sabtu (27/6) pukul 20.00 WIB, sementara itu Minggu (28/6) dari Purwosari sampai bundaran Geladag ditutup total," kata Kepada Dinas Pariwisata Seni Budaya Kota Surakarta, Drs Purnomo Subagio di Solo, Jumat (26/6).

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu beserta tamu undangan lainnya seusai melepas karnaval tersebut akan naik kereta yang berhenti di Bundaran Geladag, sementara Walikota Surakarta, Ir Joko Widodo dan Wakilnya FX Hadi Rudyatmo, juga memakai pakaian batik untuk ikut acara tersebut.

Untuk kelancaraan Solo Batik Carnival yang merupakan salah satu dari tujuh Event Indonesia Creative itu, ada 59 titik perempatan jalan yang ditutup.

Oleh karena itu, diharapkan kepada masyarakat yang akan menyaksikan acara ini mau memperhatikan rambu-rambu jalan tersebut.

Solo Batik Carnival merupakan event tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Solo Center Point serta masyarakat, dengan peserta 300 orang yang diikuti oleh anak-anak, remaja, karyawan, ibu-ibu rumah tangga dari lintas etnik dan usia di Solo.

Solo Batik Carnival untuk mengangkat Solo sebagai Kota Batik. Peserta Solo Batik Carnival telah melakukan workshop (dance, rancangan kostum, runway, rias, musik dan seluk beluk carnival) selama tiga bulan.

Untuk Solo Batik Carnival kedua ini akan mengangkat topeng tradisi sebagai tema utama, selain batik sebagai bahan baku utama pembuatan kostum karnaval.

Imajinasi dan kreatifitas peserta sangat diperlukan untuk membentuk kostum karnaval yang indah, dipadukan dengan properti topeng yang sesuai dengan temanya.

Ada tiga jenis topeng yang digunakan untuk karnaval ini, yaitu Panji yang menggambarkan topeng halus seorang raja dengan kehalusan dan kecantikannya, Kelana yaitu topeng yang menggambarkan kesatria atau raksasa yang menggambarkan amarah dan kemarahan dalam pertempuran, serta Gecul yaitu topeng yang menggambarkan punakawan (abdi dalem) yang dengan tingkah lucunya dan wajah komedi.

Peserta Solo Batik Carnival akan berangkat dari Purwosari dengan jalan kaki sambil menari yang memakai pakaian motif batik beraneka warni itu jalan kaki sekitar 6,5 kilometer, dan berakhir sampai di halaman Balikota Surakarta.

Untuk urut-urutan acara tersebut yaitu pembawa spanduk, bendera, penari panji motif batik, tari topeng, terdiri dari Panji, Kelana dan Gecuk. Dalam rangka memeriahkan suasana tersebut kepada para penonto juga diminta memakai pakaian batik.

Dalam rangka memeriahkan acara tersebut di city walk dari Purwosari sampai Gendengan, juga akan digelar Srawung Batik (pameran dan edukasi batik) yang diikuti peserta dari lima kota yaitu Yogyakarta, Madura, Lasem, Indramyu dan Solo sebagai tuan rumahnya.

Untuk mengamankan jalannya acara tersebut, akan diterjunkan petugas khusus yang mengatur arus lalul intas sebanyak 192 dan 1000 petugas gabungan lainnya

Solo Jadi Duta 'Titian Budaya Indonesia-Malaysia'

Kota Solo terpilih sebagai duta Indonesia pada acara "Titian Budaya Indonesia-Malaysia" tanggal 10-13 November 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia, dan dalam acara tersebut kota ini akan menampilkan tarian klasik Bedoyo Lala, Merak dan Gambyong.

Rombongan dari Solo yang akan ikut mengisi acara tersebut sebanyak 14 orang dipimpin Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Pemerintah Kota Surakarta Drs. Handartono, dan keberangkatan mereka ke Kuala Lumpur Malaysia dilepas oleh Walikota Surakarta Ir Joko Widodo, di Rumah Dinasnya Loji Gandrung Solo, Jumat.

Joko mengatakan, rombongan itu terdiri dari sembilan orang penari asal Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dan lainnya sebagai tenaga perias, boga dan lainnya. "Untuk tarian klasik Solo memang pusatnya, maka Departemen Pariwisata dan Seni Budaya juga tidak salah kalau menunjuk Solo untuk mewakili acara ini," paparnya.

Acara ini nantinya akan dimanfaatkan untuk promosi pariwisata Kota Solo dan sekitarnya, termasuk untuk memperkenalkan berbagai produk seni budaya yang ada di kota ini untuk dijual di negara tersebut.

"Mulai tahun 2008 Solo sudah akan melakukan promosi keluar negeri, maka kegiatan seperti ini sekaligus akan digunakan sebagai penjajakan pasar pariwisata di negara tersebut," katanya.

Promosi seperti ini akan terus dilakukan, karena memberikan dampak yang sangat besar dalam pengembangan sektor pariwisata, kata Handartono.

"Karena Solo memiliki potensi cukup kuat di bidang pariwisata, maka kami pun akan memperkuat dan terus mengembangkan sektor ini untuk dipromosikan terus. Sedangkan potensi alam didukung daerah di sekitarnya seperti Karanganyar, dengan Candi Sukuh dan Ceto serta objek wisata alam Tawangmangu," katanya.

Dari gelaran NIX 2009 Belum dibuka, ratusan pengunjung rela antre di pintu masuk

Friday 5 June 2009

Waktu baru menunjukkan pukul 09.15 WIB. Namun pagi itu, Rabu (3/6), ratusan pengunjung terlihat sudah berjajar di depan pintu masuk Gedung Diamond Solo Convention Center.
Mereka seolah tidak sabar lagi menunggu dibukanya pameran komputer berskala nasional National IT Expo (NIX) 2009 yang digelar Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Solo di gedung tersebut. Saat pameran dinyatakan resmi dibuka pada sekitar pukul 10.00 WIB, para pengunjung pun langsung menyerbu pintu masuk gedung berlantai dua itu.
Salah seorang pengunjung, Andreas, bahkan tak memerlukan waktu lama untuk mendapatkan sebuah notebook di salah satu stan yang berlokasi di lantai dua gedung pertemuan itu.
”Saya memang berencana mau membeli notebook untuk membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan saya. Saya sengaja menunggu-nunggu pameran ini supaya bisa memperoleh notebook dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan bila membeli di toko-toko saat tidak ada pameran semacam ini,” ujar Andreas ketika ditemui Espos di sela-sela pameran, Rabu.
Tawaran diskon
Dalam pameran tersebut, pengunjung disuguhi berbagai pilihan produk, baik personal computer (PC), desktop dan notebook hingga aksesori komputer dan laptop dari berbagai merk-merk ternama. Belasan vendor pun menghadirkan produk-produk unggulan di stan mereka dengan harga yang sangat bervariasi. Pengunjung pun bisa memperoleh paket PC dengan harga ratusan ribu rupiah. Sementara di sejumlah stan menawarkan produk laptop yang dijual dengan harga mulai Rp 4 jutaan. Bahkan, di salah satu stan juga melayani pembelian komputer bekas. Upaya untuk menarik minat pembeli pun dilakukan peserta pameran antara lain dengan menawarkan diskon-diskon khusus untuk setiap pembelian produk-produk tertentu. Ada pula penawaran yang dikemas dalam bentuk paket pembelian produk. Mayoritas di masing-masing stan menyediakan brosur khusus untuk penawaran produk yang mereka sediakan di stan-stan tersebut.
Di stan Sadhana Computer misalnya, dalam brosur mereka tertulis paket-paket pembelian produk komputer. Uniknya, nama paket-paket pembelian produk di stan Sadhana Computer tersebut sengaja diambil dari nama perangkat gamelan seperti paket gong, paket bonang, paket kenong, paket gender dan paket kendang.
”Nama paket itu dipilih agar unik sekaligus untuk ikut nguri-uri budaya Jawi,” ungkap karyawan Sadhana Computer, Wahyu.
Untuk menarik minat pengunjung datang ke stan-stan yang berlokasi di lantai dua, pihak panitia sengaja membagikan voucher belanja senilai Rp 50.000 sebanyak 20 voucher/hari.
”Voucher tersebut hanya bisa digunakan untuk berbelanja khusus di stan-stan yang berlokasi di lantai dua. Setiap harinya kami membagikan sebanyak 20 voucher secara acak kepada pengunjung di depan pintu masuk,” ungkap Bagian Promosi, Oki. - Septhia Ryanthie

87 Stan ramaikan NIX 2009

Pameran komputer nasional bertajuk National IT Expo 2009 yang digelar Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Solo di Diamond Solo Convention Centre resmi dibuka Rabu (3/6).
Dalam pameran yang dilangsungkan hingga Minggu (7/6) akan menghadirkan berbagai produk komputer dan laptop di 87 stan.
”Pameran NIX 2009 di Kota Solo akan resmi dibuka pada Rabu, pukul 09.30 WIB,” ujar Ketua Apkomindo Solo, R Andoko ketika dikonfirmasi Espos, Selasa (2/6).
Andoko mengemukakan dalam NIX 2009 Apkomindo Solo ikut ambil bagian dalam pameran berskala nasional yang diadakan di 13 kota di Indonesia.
”NIX 2009 diselenggarakan mulai 24 April 2009 di 13 kota di Indonesia, yaitu Pekanbaru, Bandung, Bali, Pontianak, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Banjarmasin, Banda Aceh, Solo, Medan dan Jakarta,” urainya.
Ketua Pameran, Dwi Cahya Putranto menyebutkan pihaknya telah menyiapkan sebanyak tujuh stan spesial, tujuh stan VIP, lima stan VVIP dan 68 stan reguler.
”Sebanyak 25 stan standar di lantai 2 Diamond Convention Center Solo telah habis dipesan saat peluncuran NIX 2009 di Jakarta bulan April lalu,” ungkap Dwi.
Dwi menambahkan pameran itu akan diikuti sebanyak 19 vendor. Lima di antaranya, yakni Byon, Canon, Epson, Sony dan Ion, merupakan vendor baru. Diungkapkannya, pameran NIX 2009 itu merupakan pameran tingkat nasional yang kali pertama diikuti Apkomindo Solo.
”Daerah tingkat dua yang ikut pameran tingkat nasional yang diadakan Apkomindo pusat tahun 2009 itu baru Apkomindo Kota Solo. Di daerah-daerah lain, pameran NIX 2009 ini diikuti Apkomindo yang berada di daerah tingkat satu atau provinsi,” terang Dwi.

Bonus modem
Sementara itu, Marketing Director Advan, Teddy Tjan mengatakan dalam pameran NIX 2009 tersebut Advan akan menghadirkan Vanbook yang di-bundling dengan modem mobile broadband Internet (Mobi) dari Mobile 8.
”Untuk dapat menikmati program ini, konsumen hanya perlu membeli Vanbook tetap dengan harga Rp 3.999.999 langsung mendapatkan bonus Modem Mobi yang berisi pulsa Rp 50.000 ditambah 1 giga data, atau setara dengan pulsa Rp 100.000, serta bonus lainnya berupa fancy bag,” ujar Teddy dalam rilisnya yang diterima Espos, Selasa.
Promo lainnya adalah untuk setiap pembelian Notebook G2D20-S akan mendapatkan double cashback senilai Rp 1 juta ditambah Rp 1 juta sehingga harganya hanya senilai Rp 4 jutaan.
”Notebook G2D20-S hadir menggunakan prosesor seri terbaru dari jajaran CPU Intel Dual Core, yaitu Intel Pentium Dual Core T3400 2.16GHz dan chipset grafis paling baru dari Intel, yaitu Chipset Intel GL4D, di mana Intel 4 Series ini sudah disupport untuk directx 10, dapat membuat kualitas grafik atau gambar menjadi lebih tajam,” imbuhnya. - Septhia Ryanthie

Sejarah Besuki, dari Solo Sampai Pamekasan

Tuesday 26 May 2009



Prajurit Keraton Surakarta bersantai sebelum menyambut Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat deklarasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo dan Rustriningsih, di Pagelaran Keraton Surakarta, Minggu (30/3).



Sejarah Kecamatan Besuki di Kabupaten Situbondo, Jatim, yang bersumber dari peran tokoh Ke Pate Alos dari Pamekasan, Madura, tidak bisa dilepaskan dari Kraton Solo.

Ke Pate Alos yang juga dikenal sebagai Raden Bagus (RB) Kasim Wirodipuro adalah demang pertama Besuki. Tokoh yang legendaris di kalangan masyarakat Besuki ini menurut sejumlah tokoh di wilayah itu memiliki darah keturunan raja-raja di Solo.

Menurut tokoh masyarakat Besuki, Moh. Hasan Nailul Ilmi, ikatan nasab ke Solo itu terjalin karena Raden Abdullah Surowikromo, kakek dari RB Kasim Wirodipuro disebut-sebut sebagai saudara dari Raden Zaenal Abidin alias Susuhunan Pakubuwono II.

"Saya lakukan pengecekan ke Madura, tepatnya di Desan Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, disebutkan bahwa Rabden Abdullah itu saudara Pakubowono II, tapi ketika saya cek ke Kraton Solo disebutkan bahwa beliau justru putera dari Pakubuwono II," katanya.

Mengenai hal itu, katanya, dia memang belum mendapatkan kepastian. Namun, yang dia yakini dari sejumlah literatur yang ditemukan arsip nasional di Jakarta, Ke Pate Alos memang memiliki darah keturunan dari Solo.

"Makanya tidak heran kalau keluarga keturunan Ke Pate Alos itu dulunya sangat fasih berbahasa Jawa tinggi," katanya.

Ia menjelaskan, Raden Abdullah adalah keluarga kerajaan di Solo yang tidak mau kompromi dengan Belanda kemudian berkelana hingga ke Madura. Anak dari keluarga bangsawan inilah yang kemudian membabat alas di wilayah yang kemudian disebut Besuki.

Dalam buku Babad Besoeki yang ditulis sekitar 1882 M, dengan penulis tidak tercantum disebutkan bahwa Besuki dulunya merupakan hutan belantara. Meskipun berada di pinggir laut, wilayah itu merupakan daerah subur.

Sementara pada waktu bersamaan, di wilayah utara Besuki, yakni di Madura sedang dalam masa paceklik karena daerah itu tandus. Salah satu yang merasakan kondisi paceklik itu adalah Raden Abdurahman Wirobroto, putera dari Raden Abdullah Surowikromo yang tinggal di kawasan yang kini menjadi Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.

Dalam buku Babad Besoeki bertulis huruf Arab Pegon dan berbahasa Jawa yang kemudian diterjemahkan oleh Moh. Hasan Nailul Ilmi itu, disebutkan, untuk mengatasi kondisi paceklik berkepanjangan, Raden Abduramhan mencoba mencari alternatif penghidupan ke selatan Madura yang kemudian sampai di Besuki.

"Beliau waktu itu menggunakan perahu kecil yang oleh orang Madura disebut perahu kerocok yang digerakkan dengan dayung. Saat itu tahun 1743 M, Raden Abdurahman sendiri pergi ke Besuki dan tiba pertama kali di daerah Nambakor. Beliau sampai tiga kali berkunjung ke Besuki ini," katanya.

Sementara pada naskah Babad Besuki yang ditulis Edy Sudiono dan kawan-kawan disebutkan bahwa kapal yang digunakan Raden Abdurahman adalah kapal tongkang yang dilengkapi dengan layar.

Baik naskah yang ditulis oleh Edy Sudiono maupun yang diterjemahkan oleh Hasan sama-sama menyebutkan bahwa Raden Abdurahman begitu takjub dengan kesuburan wilayah Besuki yang saat itu belum diberi nama.

"Setelah membabat alas, beliau kemudian bercocok tanam di situ. Setelah itu beliau pulang ke Madura. Beliau kemudian kembali lagi ke Besuki dengan membawa anaknya bernama Kasim yang saat itu berusia sembilan tahun, termasuk 20 orang kepala keluarga dari Madura," katanya.

Raden Abdurahman berada di Besuki hingga 1760 dan setelah itu kembali ke Madura hingga meninggal di Tanjung, Pademawu. Kiprahnya diteruskan oleh Ke Pate Alos.

Menurut Yoyok, tokoh pemuda yang juga gemar menggali sejarah Besuki, karena masih keturunan bangsawan itulah, maka budaya maupun tatakrama masyarakat di Besuki dan kemudian juga di Bondowoso, tergolong halus.

Moh. Hasan Nailul Ilmi yang kini memimpin jemaah istighasah setiap malam Jumat di makam Ke Pate Alos tidak hanya gemar mencari koleksi data mengenai sejarah Besuki.

Ia bahkan memiliki obsesi menggelar kegiatan setiap 12 Robiul Awal. Tradisi itu merupakan kegiatan rakyat yang digelar oleh Ke Pate Alos dengan nama "Bupak Bumi".

Tidak begitu jelas apa arti dari kedua kata itu. Hasan hanya menjelaskan bahwa acara itu digelar di arena terbuka yang diikuti oleh masyarakat Besuki dengan berbagai macam hiburan.

Mengenai kemungkinan ada penolakan dari tokoh agama, ia mengemukakan, acara itu harus dikemas secara Islami.

"Tujuannya bukan apa-apa, tapi untuk menyadarkan masyarakat Besuki bahwa mereka itu memiliki sejarah besar di masa lalu," katanya.

Meminjam istilah budayawan Emha Ainun Nadjib saat mementaskan lakon teater berjudul Tikungan Iblis beberapa waktu lalu, masyarakat Nusantara sebetulnya adalah turunan rajawali, tapi kini menjadi emprit karena keadaan.

Hasan agaknya ingin menyadarkan masyarakat Besuki bahwa mereka adalah "keturunan" tokoh berkualitas rajawali, tapi dalam perkembangan sejarah terus meneruskan ’diempritkan".

Bersamaan dengan itu, ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan warisan budaya masa lalu leluhurnya yang kini masih tersisa, termasuk gedung kantor bekas keresidenan dan kewedanan.

Hasan menyayangkan tidak terurusnya warisan budaya itu, termasuk tidak ada perhatian dari pemkab setempat.

"Dulu gedung bekas keresidenan dengan kewedanan itu menggunakan marmer Italia, tapi sekarang sudah lenyap semua diganti dengan tegel biasa. Ke mana marmer-marmer itu?," katanya.

Sementara Fadli Haroen (39), juru pelihara makam Ke Pate Alos mengemukakan, saat ini tidak ada perhatian serius dari pemkab untuk memelihara warisan yang oleh masyarakat dikeramatkan itu.

"Malah justru orang-orang China yang banyak membantu, termasuk membuatkan cungkup makam zaman dulu. Sekarang juga banyak orang China di Besuki ini yang peduli pada makam ini," katanya.

Pemkab Situbondo sendiri beralasan kesulitan menangani benda peninggalan sejarah di Kota Kecamatan Besuki, karena ada yang dikuasai perorangan.

"Ada beberapa peninggalan sejarah Besuki yang dikuasai perorangan atau yayasan. Seperti Makam Ke Pate Alos kini dikelola oleh yayasan sehingga Pemkab kesulitan menangani," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Situbondo, Agus Cahyono.

Ia mengemukakan, Pemkab akan lebih leluasa mengelola aset itu jika memang keberadaannya menjadi "milik" pemerintah daerah. Kalau dikelola oleh yayasan, ia mengaku pemkab susah untuk "masuk".

"Sementara aset berupa bangunan kuno bekas karesidenan yang ada di sebelah timur kantor Polsek, kami masih melacak kepemilikan tanah di tempat itu, sementara bekas kantor kewedanan yang di selatan alun-alun kini memang dikelola pemkab," katanya.

Ia mengemukakan, bekas kantor kewedanan itu kini sebagian ditempati untuk kantor SMA Negeri 1 Besuki yang memang baru berdiri. Penggunaan itu dianggap tidak masalah karena tidak mengubah bangunan aslinya.

"Kami berupaya nantinya gedung itu akan kami jadikan perpustakaan," katanya singkat.

Ia mengakui bahwa Kota Besuki dulu pernah menjadi kabupaten dan keresidenan, dan menyimpan banyak aset bernilai sejarah tinggi. Namun, untuk membuktikannya dia merasa kesulitan mendapat sumber informasinya, kecuali hanya melalui cerita di masyarakat.

Museum Samanhudi Dibangun di Laweyan Solo

Rabu, 20 Agustus 2008 | 21:02 WIB

SOLO, RABU - Untuk mengetahui perjuangan pendiri Serikat Dagang Islam yang kemudian dikenal dengan Serikat Islam, Yayasan Warna Warni mendirikan Museum Haji Samanhudi di tengah Kampoeng Batik Laweyan, Solo (Jawa Tengah). Museum ini akan diresmikan, Jumat (22/8) mendatang.

"Kami mendirikan museum ini, karena saat ini banyak generasi muda yang kurang memahami sejarah perjuangan para tokoh pendiri bangsa. Saya berharap dengan hadirnya museumnya generasi sekarang termasuk masyarakat luas mengetahui peran Samanhudi dalam panggung pergerakan nasional, ujar Pendiri Yayasan Warna Warni Krisnina Akbar Tandjung kepada pers di Solo, Rabu (20/8).

Dari pengamatan Kompas, Rabu petang, di lokasi Museum Samanhudi yang terletak di Jalan Tiga Negeri Kampoeng Laweyan Solo, ini akan diisi sejumlah dokumen yang menceritakan tentang kehidupan KH Samanhudi, terutama kisah dan perjuangannya hingga masa tua. Beberapa gambar/foto Samanhudi dengan tokoh pergerakan nasional telah dipajang. Ada tulisan yang menjelaskan peran Samanhudi dalam mendirikan Serikat Dagang Islam yang kemudian berganti menjadi Serikat Islam.

Krisnina mengaku pendirian museum ini karena terilhami buku karya Prof Takashi Shiraishi (ahli Indonesia dari Jepang) yang berjudul Zaman Bergerak:Radikalisme Rakyat Jawa 1912-1926 yang menceritakan peran batik Laweyan dan sejarah Serikat Islam dengan tokoh sentral KH Samanhudi. Di kawasan Kampoeng Laweyan juga terdapat Makam Samanhudi, serta rumah rumah pemberian mantan Presiden Soekarno kepada keluarga Samanhudi, pada 17 Agustus 1962-yang kini ditinggali cucu Samanhudi. Makam Samanhudi berada di seberang Sungai Kabanaran dekat Situs Bandar Kabaran.

Bengawan Solo dari Masa ke Masa

Bengawan Solo dari Masa ke Masa



Air Bengawan Solo terus meluap merendam sawah dan sebagian rumah waga. Sebagian warga Desa Sumbangtimun Kecamatan Trucuk bersiaga


Oleh Subur Tjahjono

Bagaimana asal-muasalnya sehingga sungai yang membentang sepanjang 548,53 kilometer dari perbukitan Desa Jeblogan, Wonogiri, hingga ke Desa Pangkah Wetan, Gresik, itu akhirnya disebut Bengawan Solo? Ekspedisi Bengawan Solo Kompas, 5-20 Juni 2007, sedikit banyak telah menguak misteri di sungai terbesar di Pulau Jawa tersebut.

Pelacakan sejarah Bengawan Solo dilakukan oleh M Dwi Cahyono, ahli sejarah dan arkeologi dari Universitas Negeri Malang, yang juga ikut serta dalam ekspedisi tersebut. Beberapa catatan sejarah yang terkait dengan kondisi ekologis dari masa ke masa Bengawan Solo juga ditemukan oleh Tim Ekologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang dipimpin MMA Retno Rosariastuti.

Dwi Cahyono mengutip sumber data tekstual pertama yang memberitakan aktivitas manusia di Bengawan Solo, yaitu Prasasti
Telang (11 Januari 904), yang dikeluarkan oleh Rakai Watukura Dhyah Balitung dari Mataram. Pokok isi prasasti tersebut mengenai penetapan Desa Telang, Mahe, dan Paparahuan sebagai desa perdikan atau sima berkenaan dengan pembuatan penyeberangan sungai di Paparahuan. Nama Paparahuan selanjutnya berubah menjadi Desa Praon di dekat Wonogiri sekarang, yang kemungkinan turut tenggelam dalam genangan Waduk Gajah Mungkur.

Perihal tempat penyeberangan antarsisi bengawan juga diberitakan dalam Prasasti Canggu atau Troulan I, yang juga dikenal dengan Ferry Charter. Prasasti tembaga bertarikh 1280 Saka atau 7 Juli 1358 yang ditulis atas perintah Hayam Wuruk ini berisi penetapan desa-desa di tepi Bengawan Solo dan Brantas sebagai daerah swatantra atau desa perdikan.

Desa-desa di pinggir sungai atau naditirapradesa itu ditetapkan menjadi sima sebagai imbalan atas kewajiban menyeberangkan penduduk dan pedagang secara cuma-cuma. Menurut Dwi Cahyono, maklumat raja ini berlaku secara turun-temurun, sehingga hak kelola atas perahu penyeberangan menjadi milik penuh dari pemimpin sima dan keturunannya.

Menurut Prasasti Canggu, pada daerah aliran Bengawan Solo terdapat 44 desa panambangan dan pada Bengawan Brantas terdapat 34 desa, yang disebut berturut-turut dari hilir ke arah hulu. Sebanyak 35 di antara 44 desa sima penambangan pada Bengawan Solo tersebut dapat ditemukan lokasinya.

Desa sima panambangan yang dilokasikan paling hulu adalah Wulayu. Oleh karena Wulayu merupakan panambangan terhulu, menurut Dwi Cahyono, dapat dipahami bila sebelum sungai besar ini dinamai "Bengawan Solo", dalam naskah Sunda Bhujangga Manik sebutannya adalah Ci Wulayu. Kini tak lagi dijumpai desa atau dusun bernama Wulayu di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.

"Namun, jika menilik bahwa desa sima panambangan Kembu terletak di Karanganyar, yang berbatasan dengan Surakarta, amat boleh jadi Wulayu berada di sekitar Kota Solo sekarang," katanya.

Nama kuno lain untuk menyebut Bengawan Solo adalah Semanggi. Semanggi adalah sebutan baru untuk Wulayu. Toponim Semanggi masih dikenal sebagai nama kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Semanggi merupakan penyeberangan sungai dan sekaligus bandar niaga besar bagi kapal-kapal dagang yang hilir-mudik dari Solo ke daerah-daerah lain di sepanjang aliran Bengawan Solo hingga ke muaranya di Gresik.

Menurut Dwi Cahyono, nama Bengawan Semanggi setidaknya masih digunakan hingga tahun 1726, sebagaimana tampak pada laporan Valentyn (1726). Setelah nama Solo populer untuk menamai Surakarta, nama Ci Wulayu dan Bengawan Semanggi ditinggalkan. Sejak itu lazim disebut dengan Bengawan Solo.

"Belum diketahui dengan pasti dari mana nama Solo diambil.Yang perlu disimak, di Sukoharjo terdapat sebuah dusun bernama Solo.
Mungkinkah nama Kota Solo diambil dari nama dusun ini?" ujar Dwi Cahyono.

Panggung sejarah

Oleh karena itu, Dwi Cahyono menyimpulkan, dalam panggung sejarah Jawa, Bengawan Solo memainkan peran penting. Aneka peristiwa-baik peristiwa ekonomi, politik, religi, kesenian, maupun transportasi dan komunikasi-hadir di daerah aliran Bengawan Solo dalam lintas area dan lintas masa.

Selain itu, aspek ekologis juga dapat dilihat sisi sejarahnya. Hasil riset Tim Ekologi UNS mengutip sumber-sumber di Museum Radya
Pustaka Surakarta, menemukan bahwa tepi Bengawan Solo di daerah Semanggi, Surakarta, dan Langenharjo, Sukoharjo, dahulu merupakan dermaga utama tempat kapal berlabuh. Ini berarti kondisi Bengawan Solo pada masa itu sangat baik.

Air cukup melimpah dari hulu hingga ke hilir sehingga dapat digunakan untuk sarana transportasi yang dapat diandalkan.
Ketersediaan air ini tidak lepas dari kondisi ekologis di sepanjang DAS Bengawan Solo pada masa itu, yang tentunya harus dalam keadaan baik.

Catatan sejarah lainnya menyebutkan bahwa pada masa kekuasaan Sunan Pakubuwana X(1893-1939), dari Keraton Kasunanan, hidup pejabat keraton yang bernama Gusti Riya dengan gelar Pakuningrat. Gusti Riya memiliki pesanggrahan, tempat peristirahatan untuk tujuan rekreasi, di tepi Bengawan Solo yang wilayahnya disebut Kedung Bacin.

Meskipun bacin dalam bahasa Jawa berarti 'bau yang tidak sedap', tempat ini justru termasyhur karena pemandangannya yang indah. Pakuningrat memiliki panggung, yang disebut Panggung Sanggabuwana, sebagai sarana untuk menikmati pemandangan di sungai. Pada musim kemarau, di tempat ini berlangsung acara panen ikan karena Kedung Bacin memilikikedalaman yang cukup, sehingga pada musim kemarau banyak ikan dengan ukuran yang besar yang terperangkap di dalamnya dan memudahkan masyarakat untuk menangkapnya.

Dari hasil wawancara Tim Ekologi UNS dengan penduduk sekitar Kedung Bacin diketahui, ikan yang banyak hidup pada masa itu adalah bader, jendil, sili, jambal, kutuk atau gabus, wagal, udang, dan jenis ikan lainnya. Pada pesta itu biasanya Sunan Pakubuwana X hadir.

Kondisi ini dapat memberikan gambaran bahwa pada masa itu ikan berada dalam jumlah yang melimpah. Hal ini dapat terjadi karena
nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan, yaitu plankton, cukup tersedia sehingga ikan dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik.

"Kondisi ekologis yang baiklah yang dapat menciptakan ikan banyak di situ," kata Retno.

Lain dulu, lain sekarang. Saat ekspedisi dilangsungkan, ditemukan kanyataan bahwa Kedung Bacin hanya dipenuhi oleh ikan sapu-sapu. Ini suatu pertanda bahwa kondisi air di sana telah tercemar.

Di wilayah hulu, pada masa itu hutan di Wonogiri menjadi penyedia kayu yang dibutuhkan oleh keraton. Hal ini dapat dilihat dari
bangunan keraton Kasunanan dan Mangkunegaran yang menggunakan kayu jati pilihan yang berasal dari hutan di Wonogiri. Kayu jati yang digunakan telah ditentukan diameternya, biasanya ukurannya lebar, sebagai indikasi bahwa umur tanamannya cukup tua.

"Hal ini pertanda bahwa pada masa itu hutan dijaga keberadaannya agar tetap baik, yakni dengan tidak menebang pohon secara
sembarangan," ujar Retno.

Faktor topografi dengan kemiringan yang tinggi di hulu Bengawan Solo menyebabkan air sungai mengalir dengan deras sehingga tidak ada kesempatan yang cukup bagi tanah bersama-sama perakaran tanaman untuk menangkapnya. Kondisi ini ternyata telah diantisipasi oleh Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, terbukti dengan ditemukannya bangunan dam kuno di Desa Selomerto, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, yang dibangun pada tahun 1917. Namun, saat ekspedisi dilaksanakan, dam ini sudah tidak berfungsi karena bergesernya arah aliran sungai.

Peran penting Bengawan Solo tak lupa adalah meluapnya air di sungai tersebut. Catatan terawal yang dapat ditemukan mengenai banjir Bengawan Solo adalah banjir besar tahun 1863 yang merendam daerah hulu. Banjir besar pernah tercatat terjadi tahun 1887 di Ngawi, tahun 1966 di Solo, dan tahun 1968 di Lamongan.

Terakhir, menjelang berakhirnya tahun 2007, banjir besar kembali terjadi yang menggenangi sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yakni Kabupaten Sukoharjo, Kota Solo, Kabupaten Sragen, Ngawi, Blora, Bojonegoro,Tuban, Lamongan, dan Gresik.

"Ada kecenderungan, kalau dilihat dari kala ulang Bengawan Solo, kawasan yang tergenang tiap tahun bertambah luas," kata Retno
Rosariastuti.

"Kalau dilihat dari kala ulang Bengawan Solo, kawasan yang tergenang tiap tahun bertambah luas." Retno Rosariastuti

Solo Siap Gelar Konferensi dan Ekspo Kota Pusaka Dunia

Monday 25 May 2009

Solo Siap Gelar Konferensi dan Ekspo Kota Pusaka Dunia



Berbagai persiapan menyambut Konferensi dan Ekspo Kota-kota Pusaka Dunia (WHCCE) terus dilakukan, salah satunya di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/10). Kegiatan yang diikuti lebih dari 350 peserta dari 32 negera ini akan dimulai hari ini hingga 28 Oktober.
/


SOLO, JUMAT- Hingga Jumat (24/10) ini Pemerintah Kota Solo dan panitia sibuk mempersiapkan pelaksanaan Konferensi dan Ekspo Kota-Kota Pusaka Dunia (World Heritage Cities Conference and Expo/WHCCE) wilayah Eropa-Asia. Kegiatan skala internasional yang akan berlangsung mulai Sabtu (25/10) besok hingga Selasa (28/10) itu menghadirkan kesibukan di Pura Mangkunegaran Surakarta dan The Sunan Hotel Solo.

Selama beberapa hari kawasan Pura Mangkunegaran dan The Sunan Hotel Solo, akan menjadi pusat kegiatan WHCCE. Sekitar 400 peserta dari 156 kota dan 32 negara akan hadir di Solo mengikuti WHCCE. "Beberapa sudah datang, mungkin yang lain baru tiba di Solo besok," kata Manager Publikasi dan Promosi WHCC Irfan Suktikno.

Hingga Jumat (24/10) malam ini, sejumlah peserta telah memasuki Kota Solo. Dari data di media center WHCC, 26 dari 32 negara yang akan hadir, telah berada di Kota Solo. Rencananya sekitar 350-400 peserta dari 156 kota di dunia akan menghadiri kegiatan ini.

Sementara itu, kesibukan terlihat di kawasan Pura Mangkunegaran Surakarta dan The Sunan Hotel Solo. Dua tempat di Kota Solo ini akan menjadi pusat kegiatan WHCC. Konferensi akan berlangsung di The Sunan Hotel, sedangkan Ekspo dan Workshop di Pura Mangkunegaran.

Di Pura Mangkunegaraan kesibukan terlihat, mulai dari Pendhapi Ageng, halaman, hingga di luar tembok Pura Mangkunegaran. Di Pendhapi Ageng Mangkunegaran dipajang berbagai furniture antik yang berusia puluhan hingga ratusan tahun seperti almari, tempat tidur, meja dan kursi.

Di halaman dipajang perahu kuno, alat bajak sawah yang kuno serta sejumlah benda-benda kuno. Sementara di luar tembok berdiri puluhan stan, termasuk stan khusus untuk berbagai motif batik dari Solo. Semua sudah siap, ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Solo, Budi Yulistianto.

Kesibukan yang sama juga terlihat di The Sunan Hotel. Selain persiapan 100 kamar untuk peserta WHCCE, manajemen hotel juga mempersiapkan ball room untuk penyelenggaraan konferensi. Bahkan menu makanan untuk peserta juga dipersiapkan.

Untuk menyambut tamu, terutama dari Rusia yang peserta cukup mendominasi, para pegawai hotel dilatih berbagai Rusia dan sastra. Peserta dari Rusia sejak Jumat sudah hadir di Solo. Paling tidak kami bisa berkomunikasi dengan mereka, dan memberikan pelayanan terbaik, ujar Public Relation Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari.

UNS Solo Terbaik di Asia



Mahasiswa UNS


SOLO, — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta masuk universitas terbaik dari 200 peringkat universitas terbaik di Asia (termasuk Jepang), sesuai laporan dari The Higher Education Suplement-Quacquarelli Symonds (THES QS) Asia, Mei 2009.

Hasil itu menunjukkan UNS merupakan salah satu dari delapan universitas di Indonesia yang bisa masuk rangking 200 besar di Asia meski di Indonesia ada 2.700 perguruan tinggi. "Peringkat UNS sejajar dengan UNDIP Semarang dan berada diatas UNBRAW Malang," kata Rektor UNS Prof Dr Much Syamsulhadi, dr SpKj (K), di kampus Kentingan Solo, Senin (25/5).

Daftar delapan universitas di Indonesia yang masuk dalam 200 peringkat Asia, yaitu Universitas Indonesia (UI) berada di peringkat 50, Universitas Gajah Mada (UGM) peringkat 63, Institut Teknologi Bandung (ITB) peringkat 80, Institut Pertanian Bogor (IPB) peringkat 119, Universitas Airlangga (UNAIR) peringkat 130, Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Diponegoro (UNDIP) sama-sama menempati peringkat 171, dan Universitas Brawijaya (UNBRAW) peringkat 191.

Peringkat tersebut disusun dengan menilai kualitas penelitian, situasi dalam jurnal internasional, kualitas pembelajaran di fakultas, angka mahasiswa dan tenaga pengajar asing di UNS dan angka dosen UNS yang aktif di universitas luar negeri, serta keterlibatan alumni UNS di lembaga-lembaga atau industri dunia.

"Prestasi UNS tersebut terkait erat dengan kebijakan internasional Rektor UNS yang diimplementasikan oleh Pembantu Rektor IV melalui pembentukan Taskforce THES QS- International Office yang sudah mulai bekerja pada pertengahan tahun 2008 dan mendaftarkan tahun 2009," katanya.

Untuk selanjutnya, UNS akan ikut serta dalam pemeringkatan dunia. Salah satu bukti lainnya adalah dengan diterimanya 23 orang dosen UNS untuk menempuh program S-3 di luar negeri dengan biaya DIKTI, mereka akan berangkat 2009, ke beberapa universitas di Eropa, Australia, dan Asia.

Salah satu standar pemeringkatan yang dijadikan acuan adalah hasil penilaian yang dilakukan lembaga pemeringkatan universitas melalui THES-QS. Lembaga yang berpusat di London ini setiap tahun menerbitkan buku panduan untuk mahasiswa pencari universitas di dunia. "Tahun ini THES-QS juga menerbitkan pemeringkatan universitas terbaik di Asia," kata Rektor UNS.

Saturday 16 May 2009




Blog Tiyang solo sekarang aktif lagee nehhh....
Udah lama yak gak jumpa blog sejarah tentang solo niehh sekarang blog ini aktif lageee
dan akan membuat anda anda sekalian terkesan dengaan postingan saya.

Kampung Batik

Sunday 25 January 2009

Kampung Batik Laweyan Solo

22Jan09

Batik, aroma malam, dan perjalanan menuju masa lalu

Batik tulis dan cap, Laweyan Solo

“Ini warnanya cuma coklat aja ya?” tanya seorang pemuda sembari menunjuk tumpukan kain putih yang lapisan atasnya baru tertutupi lilin. Pemuda tadi menganggap bahwa proses pembuatan batik cap dan tulis itu sama dengan teknik sablon, padahal sama sekali berbeda. Ternyata banyak anak muda jaman sekarang yang belum paham bagaimana proses pembuatan batik.

Mengenalkan proses pembuatan batik adalah satu alasan kenapa kawan-kawan Bengawan mengadakan kunjungan ke kampung batik Laweyan. Pak Gunawan, pemilik usaha batik Putra Laweyan menyambut blogger-blogger Solo ini dengan hangat. Dan mengajak kami blusukan ke tempat produksi batik miliknya.

Aroma malam (lilin) yang meleleh begitu eksotik tercium hidung. Di tempat produksi yang sederhana dan masih tradisional ini batik-batik berharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah dibuat. Para pembatik wanita terlihat lihai menggoreskan canting di atas kain, beberapa gadis muda juga terlihat tengah membatik dengan tekun, mereka adalah siswi dari sebuah SMK yang sedang PKL di tempat ini. Semoga saja gadis-gadis muda itu bisa dan mau menjadi generasi penerus dari pembatik wanita yang sudah mulai uzur. Sedangkan pekerja pria ada yang bertugas membuat pola di atas kain polos, membuat batik cap, mewarnai batik, dan nglorot - melepas lapisan lilin dari kain. Sekilas, pembuatan batik cap itu terlihat mudah, padahal sebenarnya susah. Cap berbahan tembaga itu lumayan berat terangkat, dan musti dicapkan di atas kain dengan presisi, tidak boleh melenceng sedikit pun.

Pak Widhiarso, pengurus harian Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan, juga menceritakan sejarah kampung Laweyan. Sejarah Laweyan ternyata lebih panjang ketimbang sejarah Keraton Kasunanan, karena Laweyan sudah ada sejak jaman Kerajaan Pajang, sebelum akhirnya terpecah-pecah. Panjangnya sejarah Laweyan ini kalau diceritakan semuanya bisa lebih panjang dari tesis dan disertasi :D . Apa yang diceritakan oleh Pak Widhiarso mungkin belum bisa menggenapi seperempat ‘halaman pendahulan’. Dari cerita Pak Widhiarso itu, banyak sekali sejarah Laweyan maupun sejarah kota Solo pada umumnya yang baru saya ketahui. “Itu karena kalian jarang baca saja. Coba kalau kamu sudah baca novel Canting dari Arswendo Atmowiloto, sejarah Laweyan juga dibahas di dalamnya,” ujar pak tua yang saat itu berdiri di sebelah saya.

Di Laweyan juga terdapat tempat wisata religi, yaitu masjid Laweyan yang merupakan masjid tertua di kota Solo. Persis di sebelah barat masjid ini terdapat komplek pemakaman. Di situ terdapat makam Ki Ageng Henis, dialah orang pertama yang memperkenalkan teknik pembuatan batik di Laweyan. Ki Ageng Henis juga dianggap sebagai moyang raja-raja Mataram Islam.

Kalau Anda berkunjung ke Laweyan, coba berjalan kaki menyusuri gang-gang sempit di kampung batik ini. Tembok-tembok tinggi, tua, dan kokoh seolah bercerita tentang kajayaan pengusaha batik Laweyan masa lalu. Bayangkan saja, rumah para saudagar batik jaman dulu bisa sampai seluas 10.000 m²! Perjalanan menyusuri gang-gang sempit yang diapit tembok-tembok tinggi di kampung Laweyan bagaikan sebuah perjalanan menuju masa lalu. Masa lalu, di mana Mas Nganten (suami) masih sibuk nyeteti manuk (main burung), dan Mbok Mase (istri) sibuk mengurusi usaha batik.Menyusuri gang sempit Laweyan

Posting terkait:

Kunjungan Bengawan di Laweyan
Batik Solo
Menziarahi Laweyan, Menggenapi “Ke-Solo-an”
Batik Itu, Ya Laweyan
Jelajah Kampoeng Laweyan!

© Foto oleh Dony Alfan S

Banjir Bengawan Solo dan Jawa Timur

Monday 19 January 2009

Banjir Bengawan Solo dan Jawa Timur






Banjir Bengawan Solo hingga Jawa Timur ini kalau dirunut jelas disebabkan oleh ketidak-mampuan Bendungan Gajahmungkur untuk menampung air hujan yang sangat ekstrim tinggi selama beberapa hari. Perlu diingat bahwa curah hujan kemarin itu tidak hanya “menyerang” hulu Sungai Bengawan Solo saja tetapi juga sepanjang aliran anak-anak sungai Bengawan Solo.
Jebolnya tanggul-tanggul di sekitar Solo Baru jelas menunjukkan adanya keteledoran dalam perawatan tanggul selama ini. Tanpa mengurangi bagaimana susahnya Departemen PU mengelola, tetapi bisa disebut bahwa keteledoran ini mungkin juga karena krisis ekonomi. Krisis ekonomi sejak beberapa tahun lalu dapat menyebabkan prioritas perawatan DAS Bengawan Solo terabaikan. Ini bisa saja dianggap Dept PU telah ‘kecolongan’ dalam hal ini.
Kalau untuk menangani banjir sungai Bengawan Solo salah satu yang mestinya dilakukan bukan sekedar memperbaiki tanggul saja, tetapi harus dikerjakan secara terpadu sejak dari hulu yaitu mulai Bendungan Gajahmungkur, sepanjang aliran sungai Bengawan Solo,